Harga madu yang di jual adik teman saya adalah Rp 70.000
untuk botol kecil, sedangkan untuk botol yang lebih besar sekitar Rp 100.000
an. Sedangkan penjual yang lewat menawarkan dengan harga Rp 30.000 dengan
ukuran botol sedikit lebih besar dengan kepunyaan adik teman saya yang seukuran
botol kecil. Alasan yang di sampaikan waktu itu saya rasa masuk akal bila si
penjual mengharagai madunya dengan harga yang lebih murah, karena dia adalah
peternaknya sendiri, dan madu yang di hasilkan dari hutan. Memang rasa madu
bermacam- macam tergantung sari bunga apa yang di ambil oleh si lebah.
Singkat cerita sayapun membelinya dan membandingkan punya
saya yang saya beli dari teman saya. Madu milik teman saya berwarna agak lebih
bening, sedangkan madu milik si penjual berwarna agak gelap, yaa..mungkin jenis
lebah dan bungannya berbeda dalam pikiran saya waktu itu. Tapi entah kenapa
lama-kelamaan saya di buat penasaran dan ingin mengetes madu tersebut.
1.
Pengujian yang pertama saya coba mengujinya dengan cara yang
sederhana terlebih dahulu, dengan meneteskan madu di kertas koran, dan ternyata
kedua madu itupun tidak merembes di kertas koran. Apa kedua madu ini asli?
masih terlalu dini untuk menyimpulkan kalau kedua madu itu asli.
2.
Pengujian kedua yang saya lakukan adalah
mengambil sedikit madu dan saya teteskan di meja yang ada semutnya. Katanya
bila madu tidak di rubung semut maka madu itu asli. Untuk hasil pengujian ini
kedua madu ternyata juga di kerubutin semut meski waktu yang di butuhkan
beberapa jam kemudian.
3.
Sampai dengan cara ketiga saya melakukan pengujian
untuk mengetahui madu itu asli apa palsu dengan mengambil sedikit madu dan
menuangkannya ke wadah kecil lalu menyimpannya ke dalam frizer lemari es.
Keesokan harinya saya cek, dan ternyata keduanya juga beku.
4.
Selanjutnya saya uji dengan menggunakan batang korek api.Batang korek api saya
masukkan ke dalam madu beberapa saat, setelah itu saya coba pantikkan, dan
ternyata kedua- duanya juga dapat menyala. Bila benar yang saya beli dari
penjual yang lewat itu asli mungkin saya akan mulai membeli ke bapak penjual
tadi, bukan dari teman saya. Kan lebih murah J
pikir saya waktu itu.
5.
Nah...sampai di pengujian yang kelima ini mulai
ada perbedaan. Untuk membedakan madu asli apa bukan, saya uji dengan cara di
panaskan, ingat ya...di panaskan bukan di bakar, karena pada umumnya para
penjual madu keliling mengajukan pengujian dengan cara di bakar dan cara-cara
di atas yang saya lakukan tadi, untuk meyakinkan pembeli kalau madu yang di
jual adalah madu asli. Saya ambil madu masing-masing satu sendok lalu di
panaskan juga pada sendok tersebut dengan lilin di bawahnya. Nampak pada madu
bapak penjual, madunya bergelembung seperti air mendidih yang di panaskan dan
stabil. Sedangkan madu dari teman saya menjadi berbuih, seperti gelembung tapi kecil
–kecil dan volumenya pun semakin lama semakin bertambah hingga meluap dan
tumpah keluar sendok tadi.
Setelah saya diamkan beberapa saat nampak begitu
mencolok perbedaanya, madu dari teman saya kekentalannya masih sama, rasanyapun
setelah di cicipi juga sama tidak ada perbedaan dari sebelum di panaskan.
Sedangkan punya bapak penjual madu berubah jadi lebih kental dari sebelumnya,
dan waktu saya coba mencicipinya madu menjadi semakin lengket, semacam ada
benang tipis pada madu tersebut atau sama seperti gulali, dan setelah di cicipi
rasa madu sudah tidak manis lagi. Dari pengujian ini sepertinya saya sudah bisa
mengambil kesimpulan kalau ternyata madu yang di jual adik teman sayalah yang
asli, mengingat harganya yang juga mahal.
6.
Untuk cara yang keenam cara inilah yang katanya
paling akurat menurut ahlinya. Yaitu dengan melumuri ikan dengan madu dan
menyimpannya kedalam wadah kaca yang di tutup dan di diamkan selama beberapa
minggu. Apabila ikan tidak membusuk, daging mengkerut dan tidak berbau maka
bisa di simpulkan kalau madu itu asli. jadi ingat mumi mesir yang di awetkan
ya...kan mereka melumuri mayat yang sudah meninggal dengan madu, meski sudah
beratus tahun mayat masih awet dan rasa madu masih terjaga.
Ternyata untuk pengujian pada langkah 1-4 yang saya lakukan
tidak bisa untuk di jadikan kesimpulan, madu asli apa palsu. Mengingat lebah
mencari serbuk bunga yang berbeda dan tempat tiggalnya pun berbeda, oleh sebab
itulah ada beberapa macam jenis madu.
Untuk pengujian pertama misalnya, meletakkan madu ke kertas
koran pada dasarnya hanya untuk mengetahui kadar air yang ada di dalam madu,
jadi bila ada madu yang merembes pada kertas koran berarti madu itu mempunyai
kadar air yang berlebih. sekali lagi tempat tinggal lebah atau peternak lebah
tinggal di daerah yang berbeda, bisa jadi madu yang mempunyai kadar air tinggi
adalah madu yang di hasilkan dari tempat dengan suhu yang dingin.
Memberikan madu pada semut juga bukan cara yang akurat untuk
membedakan madu asli apa palsu, semut adalah serangga yang sifat aslinya suka
dengan yang manis – manis. Pada sebagian semut ada semut yang suka dengan madu,
misalnya semut berkaki hitam. Madu adalah suatu larutan atau cairan yang di
dalamnya terdapat glukosa alami yang tentunya semut sangat menyukainya.
Menyimpan madu ke dalam frizer juga tidak bisa di jadikan
pengujian pembeda madu asli apa palsu. Dalam madu terdapat kandungan glukosa,
vitamin dan mineral yang jumlahnya berbeda. Apabila madu beku di simpan ke
dalam frizer lemari es ini di karenakan dalam madu juga terdapat kandungan
airnya.
Yang ke empat dengan menyelupkan batang korek api ke dalam
madu dan menyalakannya. Cara yang satu ini sebenarnya hanya untuk membedakan
seberapa banyak kadar air yang di miliki madu. Jadi cara ini sama saja dengan
cara meletakkan beberapa tetes madu ke kertas koran.
Dari pengalaman saya ini mungkin bisa di ambil pelajaran
bagaimana membedakan madu yang asli atau palsu, dan juga jangan terlalu cepat
memberi kesimpulan pada para pedagang bila kita sudah membeli madu darinya dan
melakukan pengujian ( langkah 1-4 ) dan hasilnya tidak sesuai yang kita
inginkan. Karena di luar sana masih banyak juga pedagang yang jujur yang
menjual dagangannya.